Wednesday 8 June 2011

Bukan Santri Lagi...

Seperti tourist yang baru tiba di suatu tempat baru, melihat-lihat bangunan sekitar, memperhatikan kegiatan orang sekitar, berjalan kedepan kemudian berhenti sebentar dan berjalan selangkah lagi kemudian berhenti. Pandang kanan kiri, depan dan sesekali balik lihat kebelakang lagi.
Saya pernah berjalan di sini, saya pernah main bola di sini, mencoba mengingat-ingat kembali masa yang terlewati 6 tahun yang lalu.
Betapa senangnya bertemu kembali dengan orang orang yang kita kagumi, meski dalam kondisi status yang berbeda. tidak sebagai santri lagi.
Kami bercengkrama, mencoba mengorek ngorek masa yang terlewati 6 tahun yang lalu. Banyak motivasi baru yang beliau berikan, sifatnya yang selalu memberi motivasi tidak berubah sampai sekarang. Dan saya sangat menyukai setiap kata yang terucap darinya, yang selalu keluar dari hati. Rambutmu memang sudah beruban tapi semangatmu membuat tidak melihat dengan jelas uban dirambutmu itu pak.
Begitu lama kami bercerita. Dan tiba waktunya azan dhuhur, kami mohon pamit ke mesjid untuk ikut berjamaan dengan para santri.
Setibanya di mesjid, seperti manusia pada umumnya. Selalu melihat orang asing yang berada dilingkungannya. Beberapa anak santri menatap kami, mungkin bertanya-tanya. Itu siapa, keperluannya apa ?
Seperti tahun-tahun sebelumnya setelah shalat dhuhur. Mereka para santri mengatur saf barisan persis sedang dalam “pengajian” yah. Mereka di absent satu persatu. Dan yang masbuk di Tanya alasan mereka masbuk. Sang ust. Memberi peringatan !
Tersenyum saya melihatnya, betapa tidak ! dalam hati tergelitik bahwa saya juga pernah merasakan yang mereka rasakan, terlambat shalat. Maupun duduk di saf pertama pengabsenan hehe.
Cukup. Cukuplah itu menjadi kenangan yang tidak tersusun di kepalaku. Biarkan menjadi kenangan indah yg bertahan terus sampai tuaku. Saya takut terbawa masa lalu, yang hanya bisa membuatku tersenyum indah dan lupa apa yang harus kulakukan sekarang.


2 comments:

athir said...

cie tawwa om ibel...bernostalgila..

hehehe, kenangan cukup dikenang tidak perlu diulang.
*apa sy tulis itu*

Imarah Tellu said...

Iy, betul itu thir..Kenangan cukup dikenang, krena memang begitulah namanya kenangan hehe. akan tetapi kenangan itu akan jadi lebih indah jika di ingat ulang..huehue :D